nDobos di Kampus
Posted by Eko Sutrisno HP pada Februari 1, 2009
Tahun lalu aku dapet tugas wawancara calon pegawai baru di Undip Semarang. Rasanya nyaman berada di kota LunPia itu. Nostalgia Semarang segera terpampang di halaman muka mataku.
Tahun 2009 ini, aku kebagian tugas wawancara di Yogya. Hmmm…. aroma nostalgia langsung tercium jauh sebelum aku menginjakkan kaki di Cengkareng.
Benar saja, begitu kakiku menginjakkan kaki di ruang sidang biru lantai 3 fakultas teknik sipil, maka semerbak nostalgia langsung memenuhi hidungku.
Mulai dari bos dosen sampai kepala bagian pengairan [Mr.GiYaT] alias yang punya kekuasaan mutlak di dapur, langsung menyalamiku. Aslinya aku pingin ketemuan dengan Master Milis Civeng Mr.Djoko Luknanto, tapi aku tahu beliau sedang super sibuk, jadi ya hanya nitip salam saja.
“Kayak pulang kampung ya dab..!”, kata mr Rudi, sang pengrajin mobil pemilik Kupu-Kupu Malam Yogya, mengomentari keakrabanku dengan “aktifis” kantor jurusan teknik sipil ini.
Acara yang tadinya dijadwalkan dimulai jam 08.00 ini molor, padahal tidak ada hal-hal yang menjadi kendala. Malam ini aku baru nyadar kalau panitia di Yogya ini kan modelnya lain dengan Semarang, jadi penuh unggah-ungguh. Kalau belum diminta mulai, ya nunggu dulu perintah, takut “kuwalat” [halah….!]
Untung para calon pelamar mau memaafkan panitia [he..he..he.. dimaafkan enggak ya], sehingga acara tetap lancar meskipun terlambat dimulai. Akupun tampil memperkenalkan Waskita di hadapan mereka.
Presentasi yang kurang optimal [bagiku], karena aku baru menerima materi presentasi di saat dan di jam mulai presentasi itu. Biasanya aku buat sendiri presentasi itu, sehingga aku sangat menguasai jumlah slide yang ada di presentasi itu.
Aku heran juga, ternyata saat wawancara, banyak yang terkesan dengan presentasiku [alah … ini paling mbujuki biar diterima ya…]
Ternyata ada kendala yang tidak kuperhitungkan saat aku mewawancarai para calon pegawai itu. Banyaknya ikatan kelompokisme membuat aku jadi terperangah. Wah aku harus profesional nih, masak gara-gara satu alumni terus semua tak luluskan.
Begitu ketemu sama anggota Waterplant Community, aku langsung berbaik sangka, mereka pasti orang yang penuh pengabdian, bercita-cita luhur dan punya visi serta misi hidup yang jelas. Wis langsung diterima saja.
Ada juga yang ternyata tetanggaan, terus ada yang sama-sama alumni delayota. Wah … banyak banget ternyata yang punya hubungan kelompokisme denganku.
Untungnya mereka masuk range di atas batas bawah, bahkan ada yang “top” tenan, sehingga aku tetap dapat menjaga profesionalismeku. Jadi akupun dapat dengan lega meloloskan mereka ke jenjang berikutnya.
Di ajang inipun, seperti biasa, banyak titipan dari orang-orang tertentu agar dibantu diluluskan. Akupun seperti biasa, menyampaikan saat presentasi, bahwa kebanggaanku sebagai insan Waskita adalah diterima melalui serangkaian test yang sulit dan berliku-liku.
Jadi kalau ada yang nitip atau dititpkan, pasti kuterima dengan tangan terbuka asal tetap mengikuti rangkaian test yang dilakukan.
Selesai wawancara, ada yang membisikiku bahwa nama peserta XXX adalah titipan apk YYY [seorang bos besar]. Aku sampai kaget, lha bos sebesar itu kok masih mau nitip2 ya? Apalagi setelah dia menyebut nama XXX, lah si XXX itu nilainya bagus banget, penampilan mantap kok ya masih dititip-titipkan.
Ada juga titipan model lain, yaitu titipan pertanyaan. Nah, ini baru menarik.
“Tanyain suhu air menguap pada tekanan atmosfer mas. Banyak lulusan teknik mesin UGM yang nggak bisa njawab tuh”, begitu titipannya. Eh … bener, ketika kutanyakan nggak ada yang bisa njawab tuh.
Lucunya, aku sendiri sebenarnya juga nggak bisa njawab, begitu juga bank Al, yang kukenal pintar, ternyata katanya juga nggak bisa njawab.
Jadi masalahnya, apa pertanyaannya yang terlalu sulit ya?
Jangan-jangan malah anak SMP yang bisa njawab.
He..he..he… selamat datang para calon pegawai Waskita Karya
Fikri Faris said
wah, kok saya ga tau bapak ke kampus 😐 , padahal saya jumaatan di mustek juga lho Pak,..kan bisa kenalan skalian kopdar
eshape said
ya namanya nasib mas Fikri
diapain juga pasti gak ketemu
kalau sudah jodoh
ya ketemu
biarpun bersembunyi dimanapun
salam
herr said
sungguh tragis pak, dana yang sudah terkumpul di kotak infak ternyata sudah dicuri sama orang yang tidak bertanggungjawab. beberapa waktu sebelum kejadian tsb, perlengkapan audio mushola juga digondol maling.
hiks, banyak maling ya di kampus kita 😦
eshape said
Semoga malingnya cepet nyadar
dan semoga amalan yang ngasih bantuan tetep diterima Allah swt
Amin
Rheza said
sebenar’y titip mentitip itu diperbolehkan ga sih pak ?
kok sampai skrg masih banyak yg begitu ya ? 😦
apa semua’y tergantung dari yg ngetest ya ?
eshape said
@Rheza
titip menitip?
gak lah yauw…
semua peserta test tetap harus mengikuti test
salam